Liputan6com, Kediri - Lebih dari seribu orang yang tergabung dalam Himpunan Alumni Santri Lirboyo se Jawa Timur, berkumpul di Aula Muktamar Lirboyo untuk bersilaturahmi dengan sejumlah kiai sepuh pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes), Jumat sore 29 Maret 2019. Hadir sejumlah kiai sepuh pengasuh Ponpes Lirboyo, di antaranya KH Khafabi Mahrus serta KH

Meskipun bukan akun resmi dari Pondok Pesantren Ponpes Lirboyo, ternyata akun Instagram ini justru punya banyak pengikut. Jumlahnya bahkan mengalahkan akun-akun resmi dari ponpes yang ada di Kelurahan Lirboyo tersebut. MOHAMMAD SYIFA “Wong wedok kui kudu ngalim dewe, ojo dadi bunyai Mudhof ilaih, surgo nunut neroko katut,”. Begitulah bunyi caption salah satu foto di akun Instagram serambilirboyo yang diunggah kemarin. Tidak hanya mengunggah foto dan caption singkat, dalam setiap unggahan foto selalu diikuti dengan berbagai keterangan. Keterangan itu bisa berupa hadits atau penjelasan-penjelasan dari berbagai kitab. Temanya bisa beragam. Mulai dari fiqih sehari-hari hingga isu-isu menarik lainnya. Namun, unggahan yang paling utama dari akun tersebut sebenarnya adalah terkait dengan kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Ponpes Lirboyo. Tidak hanya kegiatan belajar-mengajar di pondok, melainkan hal-hal unik lainnya yang terjadi di pondok yang mungkin jarang diketahui oleh masyarakat luas. “Akun serambilirboyo hanyalah akun biasa. Mboten spesial,” ujar Ahmad Fahrurrozi, admin atau pengelola akun serambilirboyo kepada Jawa Pos Radar Kediri. Fahrurrozi sendiri awalnya sebenarnya malu-malu’ dan enggan mengungkap identitasnya saat wartawan koran ini hendak mencari tahu siapa pengelola akun tersebut. Lelaki yang juga merupakan alumni Ponpes Lirboyo 2011 tersebut ingin apa yang dia lakukan benar-benar tidak diketahui orang lain. Menurut dia, akun media sosial tersebut sengaja dibuat dari ide yang sangat sederhana. Yakni bermula dari adanya rasa cinta terhadap pesantren, masyayikh, dan rasa eman. “Eman kalau dawuh dari para masyayikh Lirboyo tidak disebarluaskan,” sambung alumni yang kini tinggal di Magelang tersebut. Menurut dia, ada banyak akun-akun yang sebenarnya membagikan petuah dari para ulama. Namun, akun serambilirboyo ini mengkhususkan untuk menyebarluaskan dawuh dari ulama Lirboyo. Harapannya, agar orang tua yang melihat pesan-pesan itu akhirnya tertarik untuk memondokkan anaknya. Lantas, kapan akun tersebut mulai dibentuk? Menurut Fahrurrozi, awalnya dia hanya membuat akun Facebook yang saat ini sudah dikelola langsung oleh pihak pondok. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, muncul Instagram. Dari situlah lantas berinisiatif untuk membuat akun serambilirboyo. Menariknya, kata Fahrurrozi, akun tersebut sebenarnya bukanlah akun resmi yang dibuat oleh pengurus pondok. Melainkan, hanyalah akun untuk mewadahi para alumni yang sekiranya kangen’ dengan suasana di pondok. “Kalau pengurus pondok dan lembaga punya akun tersendiri,” tandas lelaki 29 tahun itu. Menariknya, dari pantauan wartawan koran ini, justru akun serambilirboyo ini memiliki jumlah follower yang lebih banyak dibanding akun-akun Lirboyo lainnya. Akun serambilirboyo kini punya pengikut. Angka itu lebih besar jika dibandingkan akun pondoklirboyo yang mencapai pengikut. Selama ini, hanya Fahrurrozi yang mengelola sendiri akun tersebut. Kendati demikian, dia punya rekan-rekan yang ada di Ponpes Lirboyo yang rutin untuk setor’ foto-foto. Karena itulah, meskipun dikelola dari jauh, akun tersebut selalu mendapatkan foto atau gambar yang update. Akun itu sendiri mulai dibuat pada 2016 lalu. Saat itu dibuat satu hari jelang peringatan Hari Santri yang jatuh setiap 20 Oktober. Dari situlah lantas akun tersebut terus meningkat jumlah pengikutnya. “Kebetulan sejak masih di rumah, saya memang sudah suka dengan media sosial,” lanjutnya. Bagi dia, ada rasa suka tersendiri bisa mengelola akun tersebut. Pasalnya, sejak kecil dia memang sudah bercita-cita untuk mondok. Karena itulah, pada tahun 2000 dia langsung mondok di Lirboyo dan ternyata kerasan hingga lulus di 2011. Ke depan, Fahrurrozi berharap agar akun tersebut bisa memberikan manfaat kepada masyarakat luas. Terutama dalam hal menyebarkan kebaikan kepada masyarakat, terutama para alumni Lirboyo. Meskipun bukan akun resmi dari Pondok Pesantren Ponpes Lirboyo, ternyata akun Instagram ini justru punya banyak pengikut. Jumlahnya bahkan mengalahkan akun-akun resmi dari ponpes yang ada di Kelurahan Lirboyo tersebut. MOHAMMAD SYIFA “Wong wedok kui kudu ngalim dewe, ojo dadi bunyai Mudhof ilaih, surgo nunut neroko katut,”. Begitulah bunyi caption salah satu foto di akun Instagram serambilirboyo yang diunggah kemarin. Tidak hanya mengunggah foto dan caption singkat, dalam setiap unggahan foto selalu diikuti dengan berbagai keterangan. Keterangan itu bisa berupa hadits atau penjelasan-penjelasan dari berbagai kitab. Temanya bisa beragam. Mulai dari fiqih sehari-hari hingga isu-isu menarik lainnya. Namun, unggahan yang paling utama dari akun tersebut sebenarnya adalah terkait dengan kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Ponpes Lirboyo. Tidak hanya kegiatan belajar-mengajar di pondok, melainkan hal-hal unik lainnya yang terjadi di pondok yang mungkin jarang diketahui oleh masyarakat luas. “Akun serambilirboyo hanyalah akun biasa. Mboten spesial,” ujar Ahmad Fahrurrozi, admin atau pengelola akun serambilirboyo kepada Jawa Pos Radar Kediri. Fahrurrozi sendiri awalnya sebenarnya malu-malu’ dan enggan mengungkap identitasnya saat wartawan koran ini hendak mencari tahu siapa pengelola akun tersebut. Lelaki yang juga merupakan alumni Ponpes Lirboyo 2011 tersebut ingin apa yang dia lakukan benar-benar tidak diketahui orang lain. Menurut dia, akun media sosial tersebut sengaja dibuat dari ide yang sangat sederhana. Yakni bermula dari adanya rasa cinta terhadap pesantren, masyayikh, dan rasa eman. “Eman kalau dawuh dari para masyayikh Lirboyo tidak disebarluaskan,” sambung alumni yang kini tinggal di Magelang tersebut. Menurut dia, ada banyak akun-akun yang sebenarnya membagikan petuah dari para ulama. Namun, akun serambilirboyo ini mengkhususkan untuk menyebarluaskan dawuh dari ulama Lirboyo. Harapannya, agar orang tua yang melihat pesan-pesan itu akhirnya tertarik untuk memondokkan anaknya. Lantas, kapan akun tersebut mulai dibentuk? Menurut Fahrurrozi, awalnya dia hanya membuat akun Facebook yang saat ini sudah dikelola langsung oleh pihak pondok. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, muncul Instagram. Dari situlah lantas berinisiatif untuk membuat akun serambilirboyo. Menariknya, kata Fahrurrozi, akun tersebut sebenarnya bukanlah akun resmi yang dibuat oleh pengurus pondok. Melainkan, hanyalah akun untuk mewadahi para alumni yang sekiranya kangen’ dengan suasana di pondok. “Kalau pengurus pondok dan lembaga punya akun tersendiri,” tandas lelaki 29 tahun itu. Menariknya, dari pantauan wartawan koran ini, justru akun serambilirboyo ini memiliki jumlah follower yang lebih banyak dibanding akun-akun Lirboyo lainnya. Akun serambilirboyo kini punya pengikut. Angka itu lebih besar jika dibandingkan akun pondoklirboyo yang mencapai pengikut. Selama ini, hanya Fahrurrozi yang mengelola sendiri akun tersebut. Kendati demikian, dia punya rekan-rekan yang ada di Ponpes Lirboyo yang rutin untuk setor’ foto-foto. Karena itulah, meskipun dikelola dari jauh, akun tersebut selalu mendapatkan foto atau gambar yang update. Akun itu sendiri mulai dibuat pada 2016 lalu. Saat itu dibuat satu hari jelang peringatan Hari Santri yang jatuh setiap 20 Oktober. Dari situlah lantas akun tersebut terus meningkat jumlah pengikutnya. “Kebetulan sejak masih di rumah, saya memang sudah suka dengan media sosial,” lanjutnya. Bagi dia, ada rasa suka tersendiri bisa mengelola akun tersebut. Pasalnya, sejak kecil dia memang sudah bercita-cita untuk mondok. Karena itulah, pada tahun 2000 dia langsung mondok di Lirboyo dan ternyata kerasan hingga lulus di 2011. Ke depan, Fahrurrozi berharap agar akun tersebut bisa memberikan manfaat kepada masyarakat luas. Terutama dalam hal menyebarkan kebaikan kepada masyarakat, terutama para alumni Lirboyo. Artikel Terkait
JAKARTA Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, KH Anwar Mansyur instruksikan seluruh santri dan alumni Lirboyo memenangkan pasangan calon presiden/wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin.Dukungan bagi Jokowi-Maruf ini tertuang dalam sebuah maklumat yang ditandatangani langsung oleh KH Anwar Mansyur dan Ketua Umum Pengurus Pusat 56 Dawuh Masyayikh Lirboyo untuk Motivasi dan Keberkahan Hidup – Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur didirikan oleh KH. Abdul Karim pada tahun 1910 M. Pondok Pesantren ini sangat luas dan juga terkenal. 3 Tokoh Pondok Pesantren Lirboyo Berikut ini kumpulan 56 dawuh Masyayikh Lirboyo atau 56 Dawuh Kyai Lirboyo yang sarat dengan hikmah yang dapat dijadikan motivasi dan dapat menjadi sebab datangnya keberkahan dalam hidup kita KH. Abdul Karim Pendiri Pondok Pesantren Lirboyo 1. Yang penting ngaji! Walaupun anaknya seorang tukang ngarit tapi mau ngaji, ya akan pinter. Anaknya orang alim tapi tidak mau ngaji, ya tidak akan pinter. Yang penting ngaji sing tenanan. Dawuh Masyayikh Lirboyo, KH. Abdul Karim, Pendiri Ponpes Lirboyo 2. Doakan aku supaya jangan dulu meninggal sebelum bisa puasa selama 9 tahun seperti Mbah Khalil. Dan doakan aku juga supaya diakui santrinya Mbah Khalil. Dawuh Masyayikh Lirboyo, KH. Abdul Karim, Pendiri Ponpes Lirboyo KH. Marzuqi Dahlan 3. Yang dinamakan santri yang manfaat ilmunya adalah santri yang ilmunya bisa menuntun mereka meraih ridho Allah. Masalah keadaan tiap-tiap santri di rumahnya kelak, terserah gusti Allah. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Marzuqi Dahlan 4. Jangan sekali-kali kalian menyakiti hati orang tua. terlebih-lebih ibu. Karena menyebabkan ilmunya tidak bermanfaat. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Marzuqi Dahlan 5. Jika ingin tujuanmu tercapai, jangan makan nasi alias ngerowot. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Marzuqi Dahlan 6. Banyak dan sedikitnya ilmu itu sebuah amanat jadi harus disebarkan. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Marzuqi Dahlan 7. Ingat kalau kamu jadi pemimpin, tolong hindari 2 masalah. Pertama, jangan sampai mata duitan. Kedua, jangan tergoda perempuan. Kalau bisa bertahan dari dua hal ini, insya Allah selamat. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 8. Ngajarlah ngaji…!!! Kalau nanti kamu tidak bisa makan, kethoken kupingku potong telingaku. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 9. Nabi Sulaiman itu sukses dalam 90 tahun dan Nabi Nuh sukses dalamn waktu 900 tahun. Tetapi di dalam Al-Qur’an yang disebut Ulul Azmi adalah Nabi Nuh. Ini menunjukkan perjuangan dilihat dari kesulitan, bukan dari jumlah murid-muridnya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 10. Saya dulu waktu di pondok tidak pernah membayangkan akan jadi kyai, tidak pernah membayangkan akan menjadi orang kaya. Akhirnya menjadi orang mulia seperti ini saya takut. Jangan-jangan bagian saya ini saja, di akhirat tidak dapat bagian apa-apa. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 11. Kalau ingin hidup mulia, hormati orangtua, khususnya ibu. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 12. Orang yang mempunyai ilmu sambil di riyadhohi dengan yang tidak di riyadhohi itu hasilnya beda. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 13. Riyadhoh yang paling utama adalah istiqomah. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali KH. Mahrus Ali Masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo 14. Orang ingin sukses itu kuncinya menghormati istri. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 15. Barang siapa yang tidak mati karena pedang, maka ia akan mati dengan sebab musabab lain. Sebab musabab kematian itu banyak, namun mati cuma sekali. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Maksum Jauhari 16. Banyak orang yang ilmunya sedang- sedang saja, tapi betapa hebat manfaat dan barokahnya karena ditunjangi oleh sifat tawadhu’, dan banyak khidmah tholabul ilmi. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Maksum Jauhari 17. Menghormati guru harus juga menghormati apa yang dimiliki guru. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Maksum Jauhari KH. Imam Yahya Mahrus 18. Empat perkara untuk menjadi hamba Allah yang haqiqi adalah adab, ilmu, sidqu jujur, dan amanah dapat dipercaya/ tanggung jawab. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Imam Yahya Mahrus 19. Orang yang ahli baca shalawat, dzurriyah dan anaknya akan mudah menjadi orang alim, shalih akhlaq dan tingkah lakunya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad ldris Marzuqi 20. Jadilah pengamal Dalailul Khoirot yang nekek tidak pernah pot/putus membaca kitab Dalailul Khoirot. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi KH. Ahmad Idris Marzuqi 21. Punya hajat apa? Baca sholawat yang banyak! Harus sabar, telaten, pasti hajatnya dikabulkan. Orang yang memperbanyak membaca sholawat sering mendapat rezeki yang tidak terduga. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi KH. Ahmad Idris Marzuqi 22. Bila akan melakukan sesuatu dalam hati ada suasana gelisah, bila ingin ikut tokoh yang sedang naik daun, bila ingin menjadi jamaah dari sebuah organisasi, ingat wajah gurumu. Kira-kira beliau ridlo nopo boten kira-kira beliau ridlo apa tidak. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi 23. Ketika belajar di Lirboyo jangan pernah putus asa apapun yang terjadi. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi 24. Santri kok pacaran berarti santri gadungan. Pernikahan yang berangkat dari pacaran biasanya tidak bahagia, karena saat pacaran yang diperhatikan hanya kebaikannya saja. Dan yang jelas menurut Islam pacaran itu dilarang. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi 25. Walaupun di rumah sudah menjadi tokoh masyarakat, bahkan menjadi wali. Kalau belum mengajar, masih kurang disenangi oleh Mbah Abdul Karim. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi Berikut ini video galeri Masyayikh Lirboyo sebagai tambahan agar lebih semangat menyimak mutiara-mutiara kalam hikmah berikutnya 26. Kalau berorganisasi terjunlah di NU. Barang siapa yang memusuhi NU kalau dia wali maka akan dicabut kewaliannya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ahmad Idris Marzuqi 27. Santri kalau pulang harus bisa menjadi seperti paku yang bisa menyatukan berbagai lapisan masyarakat, meskipun dirinya tak terlihat. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 28. Santri harus wani mlarat, yaitu harus berani menghadapi apa saja. Seperti paku, yang berani dipukul, demi menyatukan semua elemen di masyarakat. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 29. Lisan hanya wasilah, dakwah sebenarnya dengan hati. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 30. Jangan dikira umat Islam benci dengan orang Budha, tapi maksudnya yang dibenci adalah agamanya bukan orangnya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur KH. Abdul Aziz Manshur 31. Berbuatlah kebaikan sesuai dengan keahlianmu. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 32. Kekuatan manusia terbatas… kewajiban kita adalah ikhlas dan berdoa. Jangan cuma, “Saya harus bisa begini”. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 33. Puncak dari segala kenikmatan adalah meninggal dalam keadaan menetapi iman dan Islam. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 34. Birrul walidain itu caranya bukan berarti orangtua digendong ke sana ke sini. Tapi yang terpenting jangan menyakiti hati orangtua. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur 35. Hidup di dunia ini pasti terkena cobaan, jangan heran. Itu sudah menjadi ketentuannya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur KH. Muhammad Anwar Mansur Masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo 36. Amalkanlah ilmu yang kalian peroleh sambil tetap mencari ilmu. Karena mencari ilmu itu tetap diwajibkan sampai akhir hayat. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur 37. Kita harus benar-benar ikhlas dalam berjuang. Jangan sampai mengharapkan pamrih dari segala sesuatu yang kita sumbangkan kepada masyarakat dan bangsa. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur KH. Muhammad Anwar Mansur 38. Seperti apa kesulitanmu, ya sebanding itu derajatmu yang akan kamu dapatkan. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur 39. Harganya seseorang adalah ilmu dan pengamalannya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur 40. Sebaik-baiknya orang, itu orang diajak pencuri, pencurinya malah sadar. Sejelek-jeleknya orang, itu orang diajak pencuri malah ikut jadi pencuri. Jangan mudah terbawa zaman, sekarang sudah tidak karuan. Jangan ikut-ikutan tidak karuan. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Anwar Manshur KH. Abdullah Kafa Bihi Mahrus 41. Jangan sampai ketidakcerdasan menjadi penghalang dan semangat mencari ilmu. Karena ilmu itu yang penting manfaat dan barokahnya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdullah Kafabihi Mahrus sukses dan alim tentu ada hubungan dengan orang tua dan kakeknya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdullah Kafabihi Mahrus 43. Perjuangan membutuhkan pengorbanan. Kejayaan membutuhkan perjuangan. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdullah Kafabihi Mahrus 44. Setan menggoda dengan cara apapun. Kadang dengan pemikiran. Ini yang berbahaya, maka tafakkur harus didasari ilmu. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdullah Kafabihi Mahrus 45. Yang bertanggung jawab terhadap NU adalah santri, karena NU lahir dari kalangan Pesantren. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdullah Kafabihi Mahrus 46. Mumpung masih muda. Kalau sudah tua pasti nambah repot, karena tidak ada orang tua yang tidak repot. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Habibullah Zaini KH. Ma’ruf Zainuddin 47. Yang serius belajarnya..! Jangan takut ketika tidak bisa bekerja, tapi takutlah ketika hanya bisa bekerja. Pendidikan di Lirboyo bukan untuk bekerja, tapi untuk dakwah. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ma’ruf Zainuddin 48. Harus Punya Tanggung Jawab. Kewajiban orang yang mencari iImu harus belajar. Kewajiban orang yang mempunyai iImu harus mengajar. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ma’ruf Zainuddin 49. lImu ltu Amanah, harus dipegang teguh dan disampaikan kepada yang berhak. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ma’ruf Zainuddin 50. Kang, kalau sudah pulang, uang amplop dari ngaji atau sowan itu ada zakatnya, dihitung selama 1 tahun kira-kira berapa jumlahnya, harus dizakati Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Ma’ruf Zainuddin 51. Pondok itu tidak membikin, disitu ada kiyai yang ada berlian dihatinya. Kalau hati kamu ada isi, bertempat dimana saja akan didatangi. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Abdul Aziz Manshur 52. Santri dilarang mengaji kitab yang belum pangkatnya harus bertahap dan sesuai kemampuannya. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 53. Man talattana panaenun, orang yang telaten akan panen. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 54. Man lam ya’rif bil politik akalahul politik, orang yang tidak mengerti politik akan dimakan politik. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 55. Yang penting santri diamalkan ilmunya. Kalau punya pondok, rawatlah pondokmu. Jika tidak punya pondok, punya masjid, rawatah masjidmu. Punya mushollah, rawatlah mushollahmu. Rawatlah keluargamu, rawatlah masyarakatmu. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali 56. Ilmu hanya diperoleh dengan cara belajar, tidak dengan membaca saja. Pencari ilmu harus mempunyai guru yang dapat membuka hatinya Syaikhul Futuh, buku-buku yang mengandung kebenaran dan nalar yang cerdas. Dawuh Masyayikh Lirboyo KH. Mahrus Ali Semoga dengan adanya 56 dawuh Masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo atau 56 dawuh kyai Lirboyo ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai motivasi untuk diri kita agar lebih semangat. Pantang menyerah untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan di dunia maupun di akhirat. H. Latiful Arif, Co Founder Majelis Ta'lim dan Sholawat Kanzul Mubtadi-ien International. Pendidikan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur Alumni angkatan tahun 2008. Diantarabeberapa ulama muda Indonesia alumni tarim yang terkenal aktif berdakwah sejak tahun 2000 an seperti: Gresik), Buya Yahya Lc (Majelis Al Bahjah, Manajement Qalbu MNC TV), KH Reza imam mahrus (Ma’had LIRBOYO, Kediri), KH Ahmad Idris (majelsis At Taisir, palembang) KH A Hisyam Syafaat (Bank Darussalam, banyuwangi), KH Aziz Mahuri
Pegiat media sosial Eko Kuntadhi mengunjungi Ponpes Lirboyo, Kediri setelah cuitannya di media sosial Twitter dianggap menghina Ustazah Imaz Fatimatuz Zahra atau yang akrab disapa Ning Imaz. Eko tiba di Ponpes Lirboyo pada Kamis 15/9 sekitar pukul WIB. JAKARTA - Alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Muchamad Nabil Haroen, yang yang akrab dipanggil Gus Nabil terkejut saat mendengar putri kiai Lirboyo, Ustazah Imaz Fatimatuz Zahra atau Ning Imaz dihina oleh pegiat media sosial, Eko Kuntadhi. Jika Ning Imaz tidak memaafkannya, menurut Gus Nabil, barisan alumni Lirboyo pun siap menghadapi Eko Kuntadhi. “Sebagai alumni Lirboyo tentu terkejut kok sedangkal itu Eko Kuntadhi. Saya juga sudah mendengar dia meminta maaf, ya itu terserah Ning Imaz memaafkan atau tidak. Kalau Ning Imaz tidak memaafkan, ya kita barisan alumi Lirboyo di belakangnya siap Eko Kuntadhi mau model apa,” ujar Gus Nabil saat ditemui dalam acara Mukernas LPOI di Jakarta, Kamis 15/9/2022. Wakil Sekretaris LPOI ini menuturkan, semua orang memang bebas berpendapat di media sosial. Namun, kata dia, seharusnya influencer atau public figure harus memiliki cara-cara yang beradab. “Seharusnya public figure atau influencer ini tentunya harus memiliki cara-cara yang beradab, yang beretika, dan bisa memberikan contoh bagi yang lain ketika dia mengeluarkan kutipan, cicitan Twitter atau apapun,” ucap Gus Pagar Nusa NU ini mengatakan, kasus penghinaan yang dilakukan Eko Kuntadhi ini harus dijadikan sebagai pelajaran bagi pegiat media sosial, sehingga tidak asal dalam berkomentar. “Ini harus menjadi pelajaran bahwa ketika kita ingin menanggapi sesuatu harus kita baca secara utuh, kita pelajari secara utuh baru komen, gak asbun, asal bunyi,” kata Anggota DPR RI ini. Gus Nabil menambahkan, di zaman sekarang ini banyak sekali influencer yang asal bunyi untuk mencari popularitas. Dia pun khawatir Eko Kuntadhi juga melakukan penghinaan terhadap Ning Imaz hanya untuk sebuah popularitas.“Jadi, menurut saya ya kita tunggu sikap Ning Imaz saja. Sejauh ini saya belum mendapatkan konfrmasi. Katanya mau ke Lirboyo,” kata Nus Nabil yang pernah nyantri di Lirboyo selama 11 tahun.
SyeikhIhsan adalah ulama yang terkenal suka membaca dan menulis (mengarang). Ia selalu mengisi waktu senggangnya dengan membaca dan menulis. Naskah yang ia tulis adalah naskah-naskah yang berisi ilmu-ilmu agama atau yang bersangkutan dengan kedudukannya sebagai pengasuh pondok pesantren. Di antara kitab-kitab yang telah ia tulis ialah: 1.
Pesantren adalah lembaga yang sangat efektif untuk mengembangkan dan mempertahankan ajaran Ahli Sunah wal Jama’ah, sekaligus men’cetak’ ulama-ulamanya. Oleh karena itu pondok pesantren harus ditumbuh kembangkan dan diangkat, baik kualitas maupun kwantitasnya. Untuk tercapainya tujuan tersebut, sangat erat kaitannya kepada ulama pondok pesantren yang selalu bersatu padu memperkokoh tali silaturrahim, banyak bermusyawarah, saling tolong menolong, bantu membantu, baik yang bersifat pribadi maupun organisasi yang dibentuk para alumninya. Dan berdasarkan pemikiran ini, para alumni Pondok Pesantren Lirboyo, dengan penuh kesadaran dan tawakkal membentuk organisasi dengan nama HIMASAL, singkatan dari Himpunan Alumni Santri Lirboyo. HIMASAL lahir di Lirboyo pada tanggal 26 Syawal 1416 H. bertepatan dengan tanggal 15 Maret 1996 M. Organisasi ini bersifat kekeluargaan dan beraqidah Islam menurut faham Ahli Sunnah wal Jama’ah serta mengikuti salah satu madzhab empat Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali yang beranggotakan setiap santri yang pernah belajar di Pondok Pesantren Lirboyo dan menyetujui azas-azas, aqidah tujuan dan sanggup melaksanakan semua keputusan organisasi. Kepengurusannya terdiri dari Dewan Pembina, Dewan Penasehat dan Dewan Pimpinan. Sedang tingkat kepengurusan organisasi yang berazaskan Pancasila ini terbagi menjadi tiga macam Kepengurusan Pusat, disingkat dengan PP, Pengurus Wilayah tingkat provinsi disingkat PW dan Pengurus Cabang tingkat Kabupaten/ Kotamadya/ Kota disingkat PC. Untuk permusyawaratannya, terbagi menjadi empat Musyawarah Nasional MUNAS, Musyawarah Besar MUBES, Musyawarah Wilayah MUSWIL dan Musyawarah Cabang MUSCAB. Keuangan organisasi yang berpusat di Pondok Pesantren Lirboyo ini, bersumber dari sumbangan yang tidak mengikat dan usahan-usaha halal lainnya. Semenjak terbentuk, HIMASAL telah menggelar MUNAS tiga kali. Pertama pada tanggal 17-19 Juli 2001, kedua digelar serangkai dengan peringatan Satu Abad Lirboyo pada 17 Juli 2010, dan ketiga pada 26 Mei 2015. 4 Alumni Muslim Pesantren
Selainitu, kata Kiai Mahcfudz, Himpunan Alumni dan Santri Lirboyo dan Kiai Muda Nahdlatul Ulama berkomitmen berjuang untuk Gus Ami. “Gus Ami dikenal politisi yang berlatar belakang pondok pesantren. Beliau juga masih keponakan Gusdur. Di samping itu, sosok Gus Ami bermasyarakat dan merakyat," ujarnya.
KH Azizi Hasbullah terkenal sebagai macan Lirboyo. Sebuah julukan yang menggambarkan kepiawaiannya dalam ranah bahstul masail. Kepulangannya ke hadirat Allah Swt tentu saja meninggalkan banyak kenangan di benak sahabat dan jejak digital tentang cerita beliau yang tersebar di media sosia. Di antaranya adalah tulisan Mukti Ali Qusyairi, alumni Pesantren Lirboyo Kediri dan Ketua Lembaga Bahtsul Masail LBM Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama PWNU DKI Jakarta yang ia unggah di akun facebooknya.“Saya sebagai murid, saya ingin menulis sekilas tentang beliau sependek yang saya tahu. Karena bagi saya, beliau adalah tokoh penting.” semula saya nyantri di Lirboyo, nama Romo KH Azizi Hasbullah selanjutnya disebut Kiai Azizi sudah menjadi buah bibir dan tema tersendiri dalam obrolan-obrolan warung kopi para santri. Pasalnya, di dalam diri Kiai Azizi ada anomali atau ketidaknormalan yang mengejutkan bagi publik Kiai Azizi dari keluarga yang kurang berada, sehingga agar bisa nyantri di Lirboyo dengan memilih menjadi dalem Kiai pengasuh Lirboyo. Lantaran dengan memilih menjadi dalem, ia bisa gratis sekolah dan mesantren serta mendapatkan kebutuhan makan-minum serta kebutuhan merupakan tradisi pesantren. Yaitu kerja-kerja khidmah, pengabdian, dan membantu berbagai hal yang dibutuhkan sang kiai. Misalkan menjaga toko kitab, warung/kantin, memasak, mengurus sawah, atau mengurus binatang ternak, dll. Akan tetapi kerja-kerja itu dilakukan di luar jam wajib sekolah dan ngaji Azizi konon mendapatkan pengabdian di bidang mengurus sapi-sapi milik keluarga almaghfurlah Romo KH Ahmad Idris Marzuqi, pengasuh Pesantren Lirboyo generasi menjadi santri, Kiai Azizi sibuk mencari rumput, memberi makan-minum, dan membersihkan kandang sapi serta memandikan sapi-sapi. Kadang-kandang sapi berada di samping pesantren. Kiai Azizi pun semasa menjadi santri sampai menjadi guru kami, kiai kami, hidup dan mukim di sebuah gubuk terbuat dari bambu dan jerami yang berada tidak jauh dari kandang sibuk dalem mengurus sapi-sapi yang cukup menyita waktu dan menguras tenaga, tetapi Kiai Azizi menjadi siswa yang paling menonjol kemampuan hapalan, pemahaman, mental, dan artikulasinya. Beliau selalu menjadi Rais Am, ketua musyawarah kitab, dan aktivis serta santri bahtsul masail pilih yang dikagumi oleh publik santri. Sembari bertanya-tanya, mana mungkin dalam waktu bersamaan sibuk luar biasa dalem ngurus sapi dan menjadi siswa yang paling menonjol?! Ada yang bergumam, “ini anomali, gak normal!”. Ada yang bilang, “Genius!”. Juga ada yang bilang dengan bahasa agak intelek, “Out of the box!” Semua mengagumi. Di Lirboyo, Kiai Azizi Hasbullah menjadi tokoh fenomenal sejak menjadi santri hingga detik ini. Banyak yang menjuluki “Macan Lirboyo!”Saya pun mengaguminya. Fans berat. Meski selain beliau, ada tokoh-tokoh di dalam Lirboyo yang saya kagumi seperti di antaranya yaitu Gus KH Ishomuddin Adziq, Pak Kiai Rosichun Zaka, Pak Kiai Ali Musthofa, Pak KH Saiful Mahrus Aly, Tokoh Kemerdekaan Dari Pesantren LirboyoBahtsul MasailKetika saya masih ibtidaiyah, suka menonton dan mendengarkan Kiai Azizi Hasbullah sedang menjelaskan rumusan dalam perhelatan bahtsul masail yang di adakan di Serambi tsanawiyah MTs baru bisa ikut belajar bahtsul masail dan musyawarah kitab Fathul Qarib lintas kelas tsanawiyah dan aliyah. Dewan perumusnya di antaranya Kiai Azizi, Pak KH Ali Musthofa, dll. Ketika beliau menjelaskan, saya pasang kuping dengan lebar. Rasanya senang sekali bisa dibimbing sang maestro bahtsul saya terkaget-kaget, kok bisa Kiai Azizi dalam merumuskan jawaban persoalan dengan memasukan pada bab kitab fikih yang sepertinya kurang nyambung tapi memang itu jawabannya. Pelan-pelan saya amati, dan setelah kelas tiga tsanawiyah dan sudah lumayan banyak baca kitab-kitab kuning seperti Bujayrami ala al-Khathim Syarah Iqna”, di sekolah juga belajar Fathul Mu’in dengan Syarah I’anat al-Thalibib dan Tarsyikhul Mustafidin, Hasyiyah Syarwani Sayah Tuhfatul Muhtaj pemberian kakak saya Qurratul Ain beli ketika haji, dll. Serta rajin mencatat ibarat-ibarat/penjelasan kitab yang penting. Saya baru memahami, ya memang ada banyak persoalan yang di bahas di bab kitab fikih yang terlihat tidak nyambung tetapi sebetulnya kitab fikih dalam pengebaban sudah baku. Itu-itu saja babnya. Misalkan ubudiyah, munakahat, mu’amalat, dan jinayat. Bagi yang biasa membaca buku modern pasti akan bingung mencari jawaban dari kitab kuning. Sebab buku modern ditulis secara spesifik dan tematis serta kasuistik/masalah permasalah. Sedangkan kitab kuning tidak ditulis secara tematis dan tidak akan menemukan tema tahlilan atau sedekah yang pahalanya untuk mayat, tapi kita akan menemukannya di bab janazah dal lain tiba saatnya di sekolah MHM Madrasah Hidayatul Mubtadiin Lirboyo saya mendapati materi kitab ushul fikih Waraqat, disusul Tashil al-Thuruqat, dan Lubbul Ushul. Kakak kelasku, Kang H Said Salim yang saat ini menjadi kakak ipar, menitipkan saya ke Kiai Azizi untuk ikut kursus kitab ushul fikih. Karena Kang H Said saat itu mau boyong tamatan. Kami sowan dengan membawa gula batu dan teh upet khas saat itu saya aktif kursus ushul fikih kitab Lubul Ushul bersama Kiai Azizi di biliknya yang terbuat dari bambu dan jerami itu. Biasa kita menyebutnya “gedeg”.Saya masih ternginang cara beliau menjelaskan. Menjelaskan pengertian dari kata perkata yang ada di dalam kitab. Sejujurnya saya baru bisa memahami ushul fikih berkat kursus dengan Kiai ketika beranjak naik kelas Aliyah menjumpai kitab Jam’u al-Jawami 2 jilid, saya merasa agak ringan karena ada modal kurus kitab Lubul Ushul bersama Kiai Aliyah, tahun 1998-2000. Di saat saya sedang gandrung membaca buku-buku pemikir muslim Indonesia maupun Timur Tengah bahkan Barat, sembari saya terkadang nulis di Majalah dinding Lirboyo dan menjadi Sekjen Bahtsul Masail Kelas Aliyah. Saya sowan ke Kiai Azizi dengan tujuan mencopi makalah-makalah beliau. Beliau makalah-makalah itu saya ketik ulang di tempat rental komputer di Kota Kediri dan saya simpan di disket. Saat itu belum ada flashdisk. Saya edit dan kasih pengantar kajian atas tulisan-tulisan beliau. Jadilah buku yang diberi judul “Kontekstualisasi Doktrin Fikih Islam”.Buku itu diterbitkan dan dicetak oleh kami bersama teman sekelas, Fajar Mukhlasin Nur ketua kelas yang juga orang Malang, Bustomi, dan lain-lain. Dananya itu diterbitkan dan dicetak oleh kami bersama teman sekelas, Fajar Mukhlasin Nur ketua kelas yang juga orang Malang, Bustomi, dll. Dananya itu kita jual habis ketika dilaunching dan dibedah oleh penulisnya langsung Kiai Azizi Hasbullah. Karena Kiai Azizi adalah magnet dan idola para santri Lirboyo, sehingga tak butuh waktu lama menghabiskan buku uang hasil penjualan buku terkumpul, labanya kami berikan kepada Kiai Azizi sebagai penulis dan modal dikembalikan ke teman-teman sambil mayoran terong. Mensyukuri kesuksesan murid. Pada tahun 2021, kami pernah mengundang beliau bersama Kiai Zahro Wardi untuk menjadi perumus LBM PWNU DKI Jakarta. Dan bersedia datang. Betul-betul datang ke Jakarta. Kami senang sekali. Terasa mendapatkan keberkahan dan wawasan yang luar kini Sang macan Lirboyo itu telah Lahu Alfatihah Imam HamidiSumber Facebook Mukti Ali Qusyairi
PengasuhPondok Pesantren Lirboyo, KH Abdullah Kafabih Mahrus (tengah) bersama pimpinan Ponpes Almizan, KH Maman Imanulhaq (kanan) saat peresmian Pondok Pesantren Lirboyo cabang Majalengka, Rabu
Sudah tidak asing di telinga tentang beberapa pesantren salaf besar yang dikenal unggul dalam penguasaan kitab kuningnya dan alumninya banyak yang terkenal dengan kualitas ilmunya. Misalnya saja pesantren Langitan, Sidogiri, Sarang, Ploso, Lirboyo dan lainnya. Saya di sini akan membicarakan tentang Pesantren Lirboyo. Di Lirboyo, saya pernah mendengar maaf saya tidak tahu kebenarannya cerita bahwa ada seorang alumni yang terkenal alim, usul agar di Madrasah Hidayatul Mubtadi-ien MHM ada penjurusan fan keilmuan untuk tingkat Aliyah. Beliau mencontohkan seperti di perguruan tinggi, ada jurusan Tafsir Hadits, Bahasa Arab, Ahwal Syakhsiyah, Filsafat dan lain sebagainya. Di madrasah juga begitu, ada jurusan Fikih, Tafsir, Qowaid Nahwu Sharf, Tasawuf, Filsafat atau lainnya. Ia beralasan, santri Lirboyo tingkat Aliyah mestinya sudah punya kemampuan untuk itu penjurusan. Lagipula dasar-dasar materi agama sudah kuat pada tingkat Tsanawiyah. Jadi, kalau di tingkat Aliyah ada penjurusan sesuai minat dan bakat, tentu alumninya luar biasa. Ada yang ahli di bidang Fikih, Tafsir dan seterusnya. Santri tingkat Aliyah tidak perlu mempelajari seabrek materi yang terkadang ada beberapa yang tidak diminati atau tidak kuasai. Bisa juga penjurusan diaplikasikan di kelas dua Aliyah atau dua tahun terakhir sebelum tamat. Jadi mereka sudah punya dasar dalam penjurusan jika nantinya ingin melanjutkan ke timur tengah misalnya. Tetapi usulan di atas tidak dipenuhi. Konon yang memberikan jawaban adalah KH. Abd. Aziz Manshur. Beliau memberikan jawaban yang diplomatis dan membuat hampir semua orang “sami’na wa atha’na”. Begini jawabannya. Di Lirboyo itu tidak hanya memperhatikan yang pintar-pintar saja dalam hal ini, penjurusan adalah ranah para santri yang pintar dan mempunyai keilmuan yang mapan. Tapi juga mendidik dan memperhatikan mereka yang kemampuannya sedang dan pas-pasan. Alhasil, santri lulusan Lirboyo itu bisa menyebar menjadi tokoh di segala tingkatan dalam kehidupan di masyarakat. Riilnya, alumni Lirboyo yang keilmuannya sedang dan pas-pasan itu bisa menjadi tokoh di tingkat desa atau RT. Sedangkan yang pintar dan keilmuannya tinggi, mereka akan menjadi tokoh nasional dan bahkan internasional, lihat saja misalnya KH. Maimoen Zubair, KH. A. Mustofa Bisri, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj, MA. dan lain sebagainya. Dengan jawaban seperti itu membuat semua orang adem dan menyadari misi besar yang diemban oleh pesantren untuk semua kalangan di masyarakat. Karena itulah, Pesantren Lirboyo adalah pesantren untuk semua pencari. Note Sekarang model kurikulum di MHM Lirboyo sudah ada perubahan. Ada penambahan Ma’had Aly. Tapi saya belum tahu secara detail materi kurikulum dan aplikasinya. * Setelahikrar wakaf tanah seluas 3200 m2 tersebut diterima Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo KH. A. Idris Marzuqi, maka dibentuklah panitia pembangunan. Setelah pembangunannya selesai, mulailah diupayakan untuk menempatkan pengajar di Pondok Turen. Namun setelah dicoba sampai tiga kali, pengajar yang ditempatkan disana selalu tidak betah.
Menampilkan Artikel dengan Tag "Alumni" Dawuh Masyayikh Drama “Siapa yang Bicara di Bawah Pohon, Wudhunya Batal!” Santri sudah seharusnya berusaha untuk mengabdikan dirinya kepada masyarakat, dan memang itu khidmah terbesar mereka selepas dari pesantren, selain juga sejak dulu kala masyarakat lebih dekat dengan santri atau kiai langgar daripada yang lain. Mereka mengeluhkan dan mengadukan segala persoalan hidup mulai hal terkecil sekalipun, seperti anaknya yang sedang menderita sakit gigi, misalnya. Dari sini […] Badan Otonom Pesantren Lirboyo Gerak Sunyi HIMASAL Jateng Mengabdi Kepada Kiai, NU Dan NKRI HIMASAL Himpuan Alumni Santri Lirboyo Jawa Tengah terus melakukan konsolidasi organisasi sejak pelantikan 2015 hingga sekarang, di bawah kreativitas dan keuletan komandannya, Gus Mahin Tegalrejo Magelang. Beliau telaten menyapa, silaturrahim dan memberi support kepada para alumni mulai Himasal tingkat Kecamatan, Kabupaten, hingga tingkat Jawa Tengah untuk semakin menyambung alaqah bathiniah’ ikatan batin, red. terhadap Masyayikh […] Artikel Pencipta Sholawat Badar Itu Kiai NU Alumni Lirboyo Asal Tuban Jatim Shalawat Badar sangat familiar di kalangan nahdliyin warga Nahdlatul Ulama. Di hampir seluruh kegiatan Nahdlatul Ulama, shalawat ini selalu didengungkan. Berikut sebagian teks Shalawat Badar صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ * عَـلَى طـهَ رَسُـوْلِ اللهِ Shalaatullaah Salaamul laah Alaa Thaaha Rasuulillaah Rahmat dan keselamatan Allah, semoga tetap untuk Thaaha* utusan Allah صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ […] Pojok Lirboyo Selapanan Alumni Lirboyo Daerah Magelang Lirboyonet-Kediri, Rutinan Selapanan Kec. Salaman Kab. Magelang digelar setiap malam Rabu Legi. Kali ini bertempat di dalem K. Zuhdi Alumni 2000 Lantabur. Selapanan dimulai pukul 2100 Wib diawali pembacaan hirzul jauzan dan tahlil birrul masyayikh dilanjutkan do’a oleh alumni setempat, Kyai Abdul Mun’im. Rutinan Alumni Lirboyo daerah Magelang, cabang Kecamatan Salaman ini juga dihadiri Ketua […] Pojok Lirboyo Peran Santri Dalam Menangkal Radikalisme Agama Lirboyonet, Jakarta – Sukses sudah gelaran Seminar yang diprakaryai Istikmal Jabodetabek dalam Ngaji Toleransi yang bertajuk Peran Santri Dalam Menangkal Radikalisme Agama. Seminar yang diadakan di Desa Wisata Taman Mini Indonesia Indah, Sabtu 09/12/17 merupakan kerja sama dengan kementrian koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Lembaga Riset Prima Center Indonesia. Seminar diadakan untuk merespons fenomena […] Pojok Lirboyo Pra PKPNU Santri Lirboyo Lirboyonet, Kediri– Seluruh peserta PKPNU Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama malam tadi 23/11 dikumpulkan di Aula Al- Muktamar guna melaksanakan Pra PKPNU, seluruh peserta yang hadir malam tadi adalah santri dan alumni dari Ponpes Lirboyo ada yang masih berdomisili di pondok ada juga yang sudah di Rumah. PKPNU yang akan dilaksanakan senin mendatang adalah suatu […]
o5tpHQ.
  • v364ewg02w.pages.dev/160
  • v364ewg02w.pages.dev/300
  • v364ewg02w.pages.dev/22
  • v364ewg02w.pages.dev/250
  • v364ewg02w.pages.dev/54
  • v364ewg02w.pages.dev/131
  • v364ewg02w.pages.dev/333
  • v364ewg02w.pages.dev/105
  • v364ewg02w.pages.dev/374
  • alumni lirboyo yang terkenal